Minggu, 10 April 2011
Home
»
Unik
»
Menganggur Memicu Kematian
Label:
Unik
Jadi pengangguran bisa mematikan, terutama untuk para pria muda. Analisa mengenai efek kehilangan pekerjaan ini dilakukan selama 40 tahun berdasarkan data 20 juta orang di 15 negara.
Penelitian yang dilakukan tim dari Universitas McGill di Montreal Kanada tersebut menemukan bahwa jadi pengangguran meningkatkan risiko kematian dini hingga 64 persen. Kualitas sistem kesehatan secara nasional tidak berpengaruh pada tingkat risiko tersebut.
Bahaya kematian dini itu ternyata lebih besar ditemukan pada pria dibanding wanita, 78 persen dibanding 37 persen. Selain itu risikonya juga lebih besar pada pria muda yang berusia kurang dari 50 tahun.
"Bahkan di dunia modern seperti sekarang kehilangan pekerjaan menjadi tekanan yang sangat besar untuk para pria dibanding wanita," kata Eran Shor, sosiolog dari Kanada.
Ia menambahkan, pria masih menjadi tulang punggung keluarga karena itu ketika seorang pria menjadi penganggur sebuah keluarga bisa jatuh miskin. "Dampaknya sangat besar bagi kesehatan pria, misalnya saja ia jadi perokok, pemabuk, serta berkurangnya kualitas kesehatan keluarga secara umum," katanya.
Menurut Shor, berbeda dengan hasil studi lain yang lebih menyoroti kondisi kesehatan sebelum kehilangan pekerjaan, misalnya penyakit diabetes dan kebiasaan merokok, studi yang dilakukannya tidak menemukan efek status kesehatan sebelumnya tidak banyak berdampak.
"Menjadi pengangguran menyebabkan stres dan efeknya negatif pada status ekonomi keluarga, termasuk akses pada pengobatan. Hal ini akan meningkatkan angka kematian," katanya.
Menganggur Memicu Kematian
Jadi pengangguran bisa mematikan, terutama untuk para pria muda. Analisa mengenai efek kehilangan pekerjaan ini dilakukan selama 40 tahun berdasarkan data 20 juta orang di 15 negara.
Penelitian yang dilakukan tim dari Universitas McGill di Montreal Kanada tersebut menemukan bahwa jadi pengangguran meningkatkan risiko kematian dini hingga 64 persen. Kualitas sistem kesehatan secara nasional tidak berpengaruh pada tingkat risiko tersebut.
Bahaya kematian dini itu ternyata lebih besar ditemukan pada pria dibanding wanita, 78 persen dibanding 37 persen. Selain itu risikonya juga lebih besar pada pria muda yang berusia kurang dari 50 tahun.
"Bahkan di dunia modern seperti sekarang kehilangan pekerjaan menjadi tekanan yang sangat besar untuk para pria dibanding wanita," kata Eran Shor, sosiolog dari Kanada.
Ia menambahkan, pria masih menjadi tulang punggung keluarga karena itu ketika seorang pria menjadi penganggur sebuah keluarga bisa jatuh miskin. "Dampaknya sangat besar bagi kesehatan pria, misalnya saja ia jadi perokok, pemabuk, serta berkurangnya kualitas kesehatan keluarga secara umum," katanya.
Menurut Shor, berbeda dengan hasil studi lain yang lebih menyoroti kondisi kesehatan sebelum kehilangan pekerjaan, misalnya penyakit diabetes dan kebiasaan merokok, studi yang dilakukannya tidak menemukan efek status kesehatan sebelumnya tidak banyak berdampak.
"Menjadi pengangguran menyebabkan stres dan efeknya negatif pada status ekonomi keluarga, termasuk akses pada pengobatan. Hal ini akan meningkatkan angka kematian," katanya.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar :
Posting Komentar
Komentar anda sangat saya butuhkan agar blog ini semakin maju jadi berkomentarlah dengan baik ...